Senin, 09 Desember 2019

PENGUJIAN ALT PADA TAHU PUTIH


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENGUJIAN ALT (ANGKA LEMPENG TOTAL)
PADA TAHU PUTIH







Disusun oleh:
Kelompok 4 Kelas A4-18

Yogi Septian Hamdani                      (1351810263)
Fitri Ayu Nandasari                          (1351810296)
Elliza Yuliani Karinda                      (1351810297)
Maya Bella Savira                             (1351810299)
Mawadah Iga Salsabila                    (1351810300)
Nanda Nur Erlyani                           (1351810301)
Sinta Miyah Firanda Sari                 (1351810302)

PROGRAM PENDIDIKAN D III FARMASI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
SURABAYA
2019



BAB I

PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang

            Produk-produk makanan, minuman, kosmetik, dan obat merupakan produk yang paling sering digunakan oleh masyarakat. Keamanan produk-produk tersebut bagi kesehatan masyarakat sepatutnya perlu dijaga. Untuk mengetahui apakah produk tersebut layak pakai maka diperlukan uji mikrobiologi angka lempeng total. Melalui uji angka lempeng total (ALT/ Plate count), kita dapat mengetahui berapa banyak mikroorganisme yang terkandung dalam produk tersebut. Hal ini dapat menentukan daya tahan suatu produk, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanan, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi produk tersebut. Pada praktikum kali ini, praktikan menggunakan sampe tahu. Dimana seperti yang kita ketahui, tahu merupakan bahan makanan yang paling sering digunkan oleh kalangan masyarakat. Sehingga, untuk mengetahui apakah tahu tersebut layak dikonsumsi, praktikan melakukan uji mikrobiologi kuantitatif Angka Lempeng Total (ALT/ plate count) terhadap sampel.

1.2  Rumusan masalah
           1.      Apakah pengujian jumlah angka lempeng total (ALT) pada sampel memenuhi syarat ALT                atau tidak?tidak?
1.3 Tujuan
          A.     Umum :
                1.      Mahasiswa dapat mengetahui jumlah kuman pada sampel makanan dan minuman

          B.     Khusus :
1.      Mahasiswa dapat melakukan pembuatan media Na dan SDA.
2.      Mahasiswa dapat melakukan penanaman sampel pada media dengan metode ALT.
3.    Mahasiswa dapat menghitung Angka Lempeng Total kuman dan membandingkan angka kuman dengan standar peraturan yang berlaku.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


   Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan jumlah sel kuman yang terjadi akibat peningkatan biomassa kuman yang teratur. Pertumbuhan kuman memerlukan lingkungan nutrisi yang cocok sehingga dapat mendukung prose perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapat diukur dengan ‘perhitungan jumlah sel hidup” dengan cara pengenceran yang diikuti denga cara penentuan unit pembentukan koloni pada permukaan agar. Angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan jumlah bakteri mesofil dalam tiap 1 ml atau 1 gram sampel makanan yang diperiksa. Dalam ALT tersebut diketahui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, dimana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal.
   
       Berbagai macam uji mikribiologis dapat dilakukan tehadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Uji angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang (pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan penganceran terhadap sdiaan yang diperiksa kemudian dilakukan penanaman pada media lempeng agar. Jumlah bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung setelah inkubasi. Perhitungan dilakukan terhadap petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Angka lempeng total dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan faktor pengenceran. 

            Adanya jumlah lempeng total yang ditemukan pada suatu sampel dapat dijadikan acuan bahwa sampel tersebut masih layak untuk dikonsumsi atau tidak. Adapun untuk batas persyaratan perhitungan dari angka lempeng total adalah:

  1. Mikroba yang dapat dihitunga 30-300 koloni
  2. Kurang dari 30 koloni, dianggap cemaran
  3. Lebih dari 300 koloni, spreader atau tak terhingga sehingga tak dapat dihitung
  4. Jumlah bakteri adalah jumlah koloni x faktor pengenceran
  5. Perbandingan jumlah bakteri dari pengenceran berturut-turut antara pengenceran yang akhir dengan pengenceran sebelumnya
  6. Jika sama atau kurang dari 2 maka hasilnya dirata-rata. Jika lebih dari 2 digunakan pengenceran sebelumnya
Keuntungan dari metode pertumbuhuan agar atau metode uji angka lempeng total adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Adapun kekurangan dari metode ini yaitu kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel. Kemungkinan metode ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya. Adanya jenis mikroba yang tidak tumbuh karena jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama inkubasi. Jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini dapat mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.



BAB III

Metodologi Penelitian



3.1  Lokasi dan Waktu

Percobaan ini dilakukan pada mata kuliah Praktikum Mikrobiologi di Laboraturium Mikrobiologi Akademi Farmasi Surabaya yang terletak di Jalan Kitintang Madya no 81 Surabaya. Praktikum ini dilakukan pada hari Rabu 27 November 2019.

3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1.      Cawan Petri
2.      Tabung Reaksi
3.      Pipet Ukur
4.      Mikro Pipet
5.      Blue Tip
6.      Spreader
7.      Timbangan Elektronik
8.      Kaca Arloji
9.      Vortex

Bahan:
1.      Sampel (Tahu )
2.      Media NA
3.      Media NB

3.4 Prosedur Kerja
          1.)      Membuat media
              A.     Media NA
1.      Timbang NA
2.      Lalu dilarutkan dengan aquadest
3.      Aduk ad homogen
4.      Panaskan ad berwarna kuning seperti minyak goreng
5.      Sterilkan di autoclave selama 20 menit pada suhu 121°C
6.      Masukkan ke dalam cawan petri sebanyak 5 cawan petri
7.      Tunggu sampai memadat
          B.     Media NB
1.      Timbang NB sebanyak
2.      Lalu dilarutkan dengan aquadest
3.      Aduk ad homogen
4.      Sterilkan di autoclave selama 20 menit pada suhu 121°C
5.      Masukkan ke dalam cawan tabung reaksi 

2.)      Membuat larutan Induk
                  1.      Gerus tahu putih ad halus, timbang sebanyak 1gram
2.      Larutkan dengan Nacl 100ml ad homogen
3.      Masukkan 0.1 ml ke tabung reaksi 101 homogenkan menggunakan pipet ukur
4.    Ambil larutan induk dari tabung reaksi 101 sebanyak 0.1 ml ke dalam tabung reaksi 102  homogenkan menggunakan pipet ukur
5.    Ambil larutan induk dari tabung reaksi 102 sebanyak 0.1 ml  ke dalam tabung reaksi 103  homogenkan menggunakan pipet ukur
6.    Ambil larutan induk dari tabung reaksi 10sebanyak 0.1 ml ke dalam tabung reaksi 104  homogenkan menggunakan pipet ukur
7.    Ambil larutan induk dari tabung reaksi 104 sebanyak 0.1 ml ke dalam tabung reaksi 105  homogenkan menggunakan pipet ukur
8.    Ambil larutan induk dari tabung reaksi 105 sebanyak 0.1 ml ke dalam tabung reaksi 106  homogenkan menggunakan pipet ukur

3.) Inkubasi larutan induk yang berada di tabung reaksi yang sudah dilakukan pengenceran dalam inkubator selama 24 jam dalam suhu ruangan
4.)  Setelah 24 jam pipet masing-masing larutan induk mengunakan mikro pipet sebanyak 0.1 ml dengan blue tip ke dalam cawan petri yang sudah berisi media Na dan SDA
5.)   Inkubasi media Na dan SDA yang sudah berisi larutan induk selama 24 jam
6.)   Setelah inkubasi, lakukan pengamatan untuk menghitung koloni bakteri

Hasil menyatakan sebagai angka lempeng total dalam tiap gram contoh. Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pertnyataan diatas, maka petunjuk sebagai berikut :

1.  Bila satu diantara petri dari pengenceran yang sama menunjukkan jumlah 30-300 koloni, dihitung rata-rata kedua cawan dikalikan factor pengenceran.
2.  Bila pada cawan petri pada kedua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah antara 30-300 koloni, maka dihitung jumlah koloni dan dikalikan factor pengenceran kemudian diambil rata-rata. Jika pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni lebih besar dari 2kali jumlah koloni pada pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat pengenceran terendah (missal pada pengenceran 10-2 diperoleh 140 koloni dan pada pengenceran 10-3 diperoleh 32 koloni, maka yang dipilih jumlah koloni pada tingkat pengenceran 10-2 yaitu 140 koloni)
3.   Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan jumlah antara 30-300 koloni, maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka lempeng total perkiraan.
4.  Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan karena factor inhibitor, maka angka lempeng total dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan factor pengenceran terendah
5.  Bila jumlah koloni percawan lebih dari 300, maka cawan dengan tingkat pengenceran tertinggi dibagi dalam beberapa sector (2,4, dan 8) jumlah koloni dikalikan dengan factor pengencerannya. Hasil dilaporkan sebagai angka lempeng total perkiraan.
6. Bila jumlah koloni lebih besar dari 200 dari  bagian cawan, maka jumlah koloni adalah 200x8xfaktor pengenceran. Angka lempeng total perkiraan dihitung sebagai lebih besar dari jumlah koloni diperoleh. (Srikandi Fardiaz, 1989).



BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Hasil Praktikum

            Data hasil praktikum mikrobiologi ALT pengamatan secara makroskopis dan pengamatan secara mikroskopis sebagai berikut :

v  Pengamatan Secara Makroskopis
NO.
PENGENCERAN
HASIL PENGAMATAN
JUMLAH KOLONI
1.
Na 102
     Warna    : Putih
     Forming : Irregular
     Ukuran   : Large
     Margin   : Lobate
     Elevasi   : Raised
    40 x 10cfu = TBUD
2.
Na 103
     Warna    : Putih
     Forming : Filamen
     Ukuran   : Large
     Margin   : Serrate
     Elevasi   : Flat
    17 x 103 cfu =  TBUD
3.
Na 104
     Warna    : Putih
     Forming : Sircular
     Ukuran   : Small
     Margin   : Enture
     Elevasi   : Convex
      162 x 104 cfu =  TBUD
4.
Na 105
     Warna    : Putih
     Forming : Circular
     Ukuran   : Small
     Margin   : Entire
     Elevasi   : Flat
     10 x 105 cfu =  TBUD
5.
Na 106
     Warna    : Putih
     Forming : Circular
     Ukuran   : Small
     Margin   : Entire
     Elevasi   : Flat
    17 x 106 cfu =  TBUD
6.
Na 107
     Warna    : Putih
     Forming : Circular
     Ukuran   : Small
     Margin   : Entire
     Elevasi   : Flat
      69 x 107 cfu =  TBUD



v  Pengamatan Secara Mikroskopis
NO.
Na
SDA
1.
      Bentuk Koloni     : Kokus
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


      Bentuk Koloni     : Basil
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


2. 
      Bentuk Koloni     : Spiral
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


      Bentuk Koloni     : Basil
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


3.
      Bentuk Koloni     : Diplococus
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


      Bentuk Koloni     : Streptobasil
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


4.
      Bentuk Koloni     : Kokus dan Basil
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


      Bentuk Koloni     : Basil
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


5.
      Bentuk Koloni     : Kokus
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


      Bentuk Koloni     : Diplobasil
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


6.
      Bentuk Koloni     : Streptococus
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


      Bentuk Koloni     : Spiral
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


7.
      Bentuk Koloni     : Kokus
      Pewarnaan gram  : Ungu
      Jenis gram           : Positif


(-)

4.2  Pembahasan

Berdasarkan perhitungan koloni yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa tahu yang diuji memiliki nilai ALT yang tinggi (Terlalu Banyak Untuk Dihitung). Perhitungan jumlah mikroba dianggap valid jika dalam rentang 30-300 cfu. ALT tahu yang diuji menunjukan bahwa tahu tidak layak untuk dikonsumsi karena jumlah koloni yang ditemukan pada tahu yang diuji melebihi batas maksimal ALT koloni tahu yang masih layak konsumsi. Tahu yang diuji memiliki ALT yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan pangan oleh mikroorganisme menurut Mossel (Olivia, 2012):

1.      Intrinsik (sifat dari bahan pangan itu sendiri)
Faktor instrinsik  menurut (Yudhabuntara, 2003) meliputi pH, aktivitas air, kemampuan mengoksidasi reduksi, kandungan nutrient, bahan antimikroba dan struktur bahan makanan.
2.      Pengolahan
Tahu yang diuji didapat dari pedagang yang dibuat oleh pabrik pembuatan tahu dan telah mengalami berbagai macam pengolahan.
3.      Ekstrinsik
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah suhu penyimpanan, seperti terlalu lembab  juga cahaya dan pengaruh sinar UV (Yudhabuntara, 2003). Kelembaban yang tinggi memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme pada tahu yang diuji.



BAB V

KESIMPULAN

            Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan ALT koloni mikroba pada tahu dapat dimpulkan bahwa sampel tersebut tidak memenuhi syarat ALT. hal ini dapat disebabkan lama dan cara penyimpanan yang kurang baik.




BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

·         Sudarwati, T.P.L. 2018. BUKU AJAR MIKROBIOLOGI. Gresik:Graniti
·         Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press: Jakarta
·         Wibowo, Djoko, & Ristanto. 1987. Mikrobiologi Daalam Pengolahan Pangan. Jakarta: Ghalia Indo
·         Bahri, R., dkk. 2015. Pemeriksaan Angka Lempeng Total Pada Sampel Makanan Dan Minuman. Surabaya: POLTEKES SURABAYA (Online: https://www.academia.edu/11703203/Angka_Lempeng_Total_pada_makanan) diakses tanggal 11 Desember 2019
·         Jayanti. I.D., dkk. 2015. Uji Kualitas Mikrobiologi Bahan Makanan Berdasarkan ALT (Angka Lempeng Total) Koloni Kapang. Malang: Universitas Negri Malang. (Online: https://www.academia.edu/6897471/Uji_Kualitas_Mikrobiologi_Bahan_Makanan_Berdasarkan_ALT_Angka_Lempeng_Total_Koloni_Kapang_Laporan_Praktikum) diakses tanggal 11 Desember 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar