Sabtu, 26 Oktober 2019

PENGAMATAN PROTISTA PADA SAMPEL AIR


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI




PENGAMATAN PROTISTA PADA SAMPEL AIR


Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Kelas :
A4-18

                                 Yogi Septian Hamdani                   1351810263
                                 Fitri Ayu Nandasari                       1351810296
                                 Elliza Yuliani Karinda                   1351810297
                                 Maya Bella Savira                          1351810299
                                 Mawadah Iga Salsabilla                1351810300
                                 Nanda Nur Erlyani                        1351810301
                                 Sinta Miyah Firanda Sari             1351810302


LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019





BAB I
Latar Belakang

1.1 Latar Belakang
Protista merupakan organisme yang bersifat eukariotik, memiliki ukuran mikroskopis dan dapat berkembang biak secara pembelahan biner dan fregmentasi. Selain dapat ditemukan di air sungai, air selokan, air sumur atau menempel ditempat-tempat basah. Protista dapat ditemukan dengan mudah di sekitar lingkungan masyarakat. Karena ukuran protista terlalu kecil maka banyak orang yang tidak menyadari kehadiran mereka. Dengan melakukan kegiatan praktikum mengenai protisata mahasiswa bisa dengan mudah mengetahui tentang protista.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Protista apa saja yang dapat ditemukan pada sampel air sungai, air selokan. Air sumur, dan air PDAM?
2.      Bagaimana bentuk dan apa saja bagian tubuh Protista pada sampel air?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui protista yang ditemukan pada air sungai, air selokan, air sumur, air PDAM.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagian tubuh protista.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui Protista apa saja yang terdapat pada sampel air
2. Mahasiswa dapat mempelajari bentuk-bentuk tubuh protista.




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
 Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bahaya atau resiko kesehatan uang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tidak langsung. Bahaya langsung terhadap kesehatan manusia dapat terjadi akibat mengonsumsi air yang tercemar atau air yang berkualitas buruk, baik langsung diminum, melalui makanan dan dapat juga akibat dari pemakaian air yang tercemar untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci peralatan makan dan lain sebagainya. Bahaya bagi kesehatan masyarakat dapat pula diakibakan oleh berbagai dampak kegiatan industri dan pertanian. Sedangkan bahaya tak langsung dapat terjadi misalnya akibat dari mengonsumsi ikan, yang dimana ikan tersebut sudah tercemar atau mengandung zat-zat polutan berbahaya (Gunawan 2017)

Beberapa mikroba patogen biasanya ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di dalam efluen dari unit pengolahan limbah. Mikroba yang menjadi agen penyebab pencemaran air adalah bakteri, virus.Bakteri PatogenBakteri penyebab pencemaran air dan bersifat patogen antara lain sebagai berikut : Salmonella, Shigella, Vibrio Cholerae.
Bersadarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme lain dan cara memperoleh makanan sebagai sumber energi, Protista dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
a.       Protista Mirip Hewan (Protozoa), adalah protista heterotrof yang memperoleh makanan dari oganisme lain dengan cara menelan atau memasukkan makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya (intraseluler). Protozoa meliputi kelmpok Mastighopora, Sarcodina, Ciliopora, dan Sporozoa.
b.      Protista Mirp Tumbuhan (Alga atau Ganggang), adalah protista autotrof yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis. Alga meliputi kelompok Euglenophyta (Euglena), Chrysophyta (Alga Keemasan), Pyrrophyta (Alga api), Chlorophyta (Alga Hijau), Phaeophyta (Alga Cokelat), dan Rhodophyta (Alga Merah).
c.       Protista Mirip Jamur (jamur Protista), adalah protista heterotrof yang memperoleh makanan dari organisme lain dengan cara menguraikan atau menelan (fagositis) makanan. Jamur protista meliputi kelompok jamur air dan jamur lendir (Oomycota). Jamur lendir terbagi menjadi jamur lendir plasmodial (Myxomycota) dan jamur lendir seluler (Acrasiomycota).






BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Alat :
  1. Mikroskop
  2. Pipet tetes
  3. Objek glass
  4. Cover glass

3.2 Bahan :
  1. Air sungai
  2. Air PDAM
  3. Air selokan

3.3 Metode :
  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Pipet air sungai dan letakkan pada objek glass 1, air PDAM pada objek glass 2, air selokan pada objek glass 3. Beri label pada objek glass sesuai nama sampel agar tidak tertukar.
  3. Tutup masing-masing objek glass dengan menggunakan cover glass. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek glass.
  4. Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai sedang.
  5. Foto hasil pengamatan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum
Data hasil praktikum mikrobiologi pengamatan cemaran air, pengamatan secara mikroskopis  sebagai berikut :
No.
Sampel
Hasil Pengamatan
1.
Air sungai
Penicillium
2.
Air PDAM
Protozoa
3.
Air sumur
Amoeba
4.
Air selokan
Alga



4.2 Pembahasan
Protista merupakan organisme yang memilki struktur sel eukariotik, ada yang uniseluler maupun multiseluler, serta tidak memilki jaringan yang sebenarnya atau sel-selnya belum berdeferensiasi. Protista ada yang meliki ciri-ciri seperti hewan (protozoa), seperti tumbuhan (algae) yang dapat berfotosintesis,dan seperti jamur (jamur air dan jamur lendir) mempunyai struktur yang menghasolkan spora, heterotrof, parasit, atau pengurai, yang mirip dengan sifat jamur. Protista merupakan plankton, yaitu organisme berukuran mikroskopis yang melayang-layang di air. Ada pula Protista yang melekat di dasar laut, danau, dan sungai. Ada juga protista yang hidup di dalam tanah, serasah, dan tempat yang lembab.
Dalam percobaan ini mengamati Protista yang hidup di air (air sungai, air PDAM, air sumur, air selokan) terdapat berbagai macam protista yang ditemukan antara lain terdapat protista mirip hewan kelas Cilliata yaitu Paramecium bentuk tubuhnya oval mirip dengan sandal dan warnanya transparan dan Protista mirip hewan kelas RizopodaI  yaitu Amoeba bentuknya tidak tetap, dari data pengamatan, berbentuk lingkaran berwarna gelap, hitam. Pada air selokan terdapat protista mirip tumbuhan yaitu Euglena veridis. Bentuk sel dari Euglena veridis adalah oval memanjang, di bagian salah satu ujungnya terdapat mulut sel dan dari mulut sel tersebut tumbuh sebuah flagella untuk bergerak. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir klroplas berbentuk oval yang berisiklorofil. Oleh karena itu Euglena veridis berwarna hijau.




BAB V
KESIMPULAN


Protista merupakan organisme yang memilki struktur sel eukariotik, adayang uniseluler maupun multiseluler, serta tidak memilki jaringan yangsebenarnya atau sel-selnya belum berdeferensiasi. Protista ada yang meliki ciri-ciri seperti hewan(protozoa), seperti tumbuhan (algae) yang dapat berfotosintesis,dan seperti jamur (jamur air dan jamur lendir) mempunyai struktur yangmenghasolkan spora, heterotrof, parasit, atau pengurai, yang mirip dengan sifat jamur.

Menurut hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa air yang terlihat bersih masih mengandung mikroorganisme yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, terutama air yang sudah berubah warna dan bau pasti memiliki mikroorganisme yang banyak dan berbhaya bagi kesehatan didalam kandungan air tersebut. Oleh Karena itu kita harus selalu menjaga kebersihan air disekitar kita, baik air sumur, air PDAM, air sungai ataupun air selokan dengan cara tidak membuang sampah ke dalam air dan menutup kolam air jika tidak digunakaan agar mikroorganisme yang tumbuh tida semakin banyajk.





BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

·         Prabawanto A. 2014. Laporan Praktikum Pengamatan Protista. (Online: http://laporanprotista.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-pengamatan-protista.html) diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.
·         Khoerunnisa R. 2015. LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTISTA. (Online: https://www.academia.edu/15784799/Pengamatan_Protista). Dikases pada tanggal 27 Oktober 2019.

PENGAMATAN JAMUR


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI



PENGAMATAN JAMUR

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Kelas :
A4-18

                                 Yogi Septian Hamdani                   1351810263
                                 Fitri Ayu Nandasari                       1351810296
                                 Elliza Yuliani Karinda                   1351810297
                                 Maya Bella Savira                          1351810299
                                 Mawadah Iga Salsabilla                1351810300
                                 Nanda Nur Erlyani                        1351810301
                                 Sinta Miyah Firanda Sari              1351810302




LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019





BAB I
Latar Belakang


1.1 Latar Belakang
Fungi merupakan mikroba eukariotik yang mempunyai ciri-ciri spesifikasi antara lain: mempunyai inti sel, membentuk spora, tidak berklorofil, heterospora, dan dapat berkembang biak. Fungi memiliki bentuk bermacam-macam dan terdapat dimana-mana. Jamur biasanya terdapat pada roti, buah-buahan dan sayuran, selain itu tumbuh pada pakaian dan kulit.
Jamur atau cendawan mempunyai berbagai macam penampilan tergantung spesiesnya. Cendawan terdari dari kapang dan khamir, kapang bersiat filametis dan multiseluler atau bersel ganda sedangkan khamir biasanya uniseluler atau bersel tunggal. Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme, perlu dilakukan identifikasi. Untuk melakukan identifikasi harus mengetahui ciri-ciri morfologi mikroorganisme tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat biakan jamur pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar)?
2. Bagaimana bentuk morfologi jamur pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dan biakan jamur Aspergillus Niger, Rhizopus Oryza, dan Penicillium sp yang diamati dengan metode Mikroskopik
3. Bagaimana bentuk morfologi jamur pada Tape singkong dan biakan jamur Saccharomyces yang diamati dengan metode Mikroskopik?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara membuat biakan jamur pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar).
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk biakan murni jamur Aspergillus Niger, Rhizopus Oryza, Saccharomyces dan Penicillium sp secara mikroskopik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi jamur dari sampel tape singkong.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu membuat biakan murni pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar).
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk dari jamur yang tumbuh pada suatu sampel dan membuat biakan murni pada jamur.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benang benang sel tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium. Miselium merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling membelit pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna miseliumnya (Volk and Wheeler, 1993).
Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk tabung menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-jaring, bentuk ini dinamakan miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang menegak. Biasanya hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora, sedangkan hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap nutrien dari substrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa berlangsung terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 µm. Jenis jamur yang berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan ukuran diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Carlile and Watkinson, 1994)
Jamur pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang dapat menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium untuk memperoleh makanannya, dan kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Semua zat seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya diperoleh dari lingkungannya. Jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit (Deacon, 1997).






BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Alat  :
  1. Mikroskop
  2. Objek glass
  3. Cover glass
  4. Bunsen
  5. Kompor listrik
  6. Jarum ose
  7. Pipet tetes
  8. Beaker glass
  9. Batang pengaduk

4.2 Bahan  :
  1. Tempe
  2. Tape
  3. NaCl
  4. Aquades


4.3 Metode pembuatan media SDA
  1. Timbang SDA sebanyak 7,8g
  2. Siapkan aquadest sebanyak 150ml
  3. Masukkan SDA yang sudah ditimbang kedalam erlenmeyer dalam keadaan steril dan kerja aseptic dekat dengan api bunsen
  4. Masukkan aquadest kedalam erlenmeyer
  5. Panaskan media dengan menggunakan kompor listrik sambil diaduk
  6. Jika media sudah berubah warna menjadi bening keemasaan hentikan pemasaan lalu sterilkan media di autoclave.
  7. Setelah disterlikan, tuang media SDA pada cawaan petri.


4.4 metode pembiakan jamur
  1. Siapkan media SDA yng sudah di inkubasi selama ± 24 jam dan tidak terkontaminasi.
  2. Siapkan 1 set cawan petri (cawan petri berisi kawat, objek glass, cover glass, dan aquadest yang banyaknya tidak melebihi objek glass) yang telah disterilkan terlebih dulu sebanyak 4 set cawan petri
  3. Ambil media SDA sedikit dan letakkan pada masing masing  objek glass yang berada dalam cawan petri 1 set (total 4 set cawan petri).
  4. Ambil biakan jamur ( Aspergillus niger, Rhizopus sp, Sacharomyces sp, dan Penicillium) dan letakkan pada media SDA yang sudah berada dalam objek glass cawan petri (1 set cawan petri berisi 1 biakan jamur)
  5. Beri label pada cawan petri sesuai nama biakan yang ditanam.
  6. Inkubasi selama ± 1 minggu agar jamur tumbuh dan dapat dilakukan pengamatan terhadap bentuk masing-masing jamur.

4.3 Pengamatan Jamur Tempe  :
  1. Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.
  2. Tetesi objek glass dengan NaCl menggunakan pipet tetes.
  3. Ambil sedikit sampel jamur tempe dengan menggunakan jarum ose, lalu letakkan pada objek glass, beri nama pada objek glass sesuai jamur yang diamati.
  4. Tutup obyek dengan cover glass. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek glass.
  5. Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai tinggi.
  6. Foto hasil pengamatan.


4.4 Metode Jamur Tape  :
  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Timbang tape sebanyak 1 gram.
  3. Ukur aquades sebanyak 50 mL.
  4. Masukkan aquades dan tape kedalam beaker glas, aduk sampai tercampur rata.
  5. Pipet campuran aquades dan tape kurang lebih 1-2 tetes, dan letakkan pada objek glass.
  6. Tutup obyek dengan cover glass. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat menutup objek glass.
  7. Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai tinggi.
  8. Foto hasil pengamatan.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum
Data hasil praktikum mikrobiologi pengamatan jamur secara mikroskopis sebagai berikut :

A.    Pengamatan jamur pada media SDA

No.
Fungi
Hasil Pengamatan
1.
Aspergillus niger

੦2.
Rhizopus sp.
3.
Sacharomyces sp.
4.
Penicillium
Kelompok kami tidak melakukan pengamatan jmaur Penicillium karena jamur tidak tumbuuh sehingga tidak dapat melukan pengamatan.


B.     Pengamtan jmaur pada tape singkong
Pada tape terdapat jamur Sacharomyces


4.2 Pembahasan
Jamur merupakan organisme eukarotik berdinding sel dari kitin, tidak berklorofil, bersifat heterotof. Tubuh jamur tersusun dari komponen yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh jamur. Jamur dibiakkan pada media SDA yang dinkubasi selama ± 7 hari agar jamur tumbuh dengan baik dan dapat diamati bentuk nya. Pada praktikum ini mengamati morfologi dari jamur Aspergilus niger, Rhizopus sp, Sacharomyces sp, dan Penicillium.
Pada jamur Aspergilus niger mempunyai ciri-ciri umum dari jamur ini, yaitu warna konodia berwarna hitam kelam atau hitam kecoklatan dan berbentuk bulat, bersifat termofilik, tidak terganggu pertumbuhannya karena adanya peningkatan suhu. hasil pengamatan pada jamur Aspergilus niger sesuai dengan literature yaitu jamur berwarna hitam gelap yang tersebar tidak beraturan serta konodia yang berbentuk bulat.
Pada jamur Rhizopus sp menurut Synstsya dkk (2009) menyatakan bahwa morfologi Rhizopus sp mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1 mm atau lebih. Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan dinding halus atau sedikit kasar dengan panjang lebih dari 1000mm dengan diameter 10-18 mm. pada hasil pengamatan kami menunjukkan jamur Rhizopus spberwana abu sedikit coklat sesuai dengan literature.
Pada jamur Sacharomyces sp berbentuk bulat telur dan berdekatan antara satu dengan yang lainnya. Hasil pengamatan yang didapat dari jamur Sacharomyces sp sesuai dengan teori yang berbentuk bulat dan saling berdekatan.
Pada jamur Penicillium  memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Spora yang dihasilkan oleh konodium disebut konodia, sedangkan tangkainya disebut dengan kondiofor. Tempat pembentukan dan pematangan sopra disebut dengan sterigma. Jamur Penicillium  termasuk dalam genus fungi dari ordo Hypomycetes, filus Ascomycta. jamur Penicillium kami tidak melakukan pengamatan karena jamur tidak tumbuh meskipun telah diinkubasi selama ± 7 hari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah faktor substrat yang merupakan sumber utama nutrient bagi jamur, kelembaban dari jamur merupakan faktor  yang penting bagi pertumbuhan jamur, kelembaban yang diperlukan jamur berbeda-beda tergantung pada jenisnya, suhu lingkungan juga berperan penting dalam pertumbuhan jamur, berdasarkan suhu dapat dikelompokkan menjadi psikofil, mesofil, dan termofil, derajat keasaman substrat (pH) sangat penting karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai substat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu dan senyawa senyawa kimia lingkungannya yang tidak diperlukan lagi akan dikeluarkan kelingkungan sebagai bentuk dari pengamanan terhadap organisme lain.
Pada tape singkong ditemukan jamur Sacharomyces cerevisiae, berbentuk bulat dengan berdempetam atau dekat satu sama lain.


BAB V
KESIMPULAN


 5.2 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa pengamatan jamur mendapkat hasil yang sesuai dengan literature dan percobaan ini dianggap berhasil. Namun pada biakan jamur Penicillium  tidak tumbuh, hal ini dapat disebabkan beberapa fakto antara lain kelembaban, suhu, factor substrat, pH, dan senyawa senyawa kimia dilingkungannya.





BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·         Saputra M. Lapres 1. (Online: https://www.academia.edu/7951268/Lapres_1 ). Diakses pada tanggal 26 Oktober 2019.
·         Puspa A. 2016. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan. (Online: https://www.academia.edu/32914689/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_PANGAN_DAN_PENGOLAHAN ). Diakses pada tanggal 26 Oktober 2019.
·         Samuel S. 2018. Morfologi Jamur Benang. (Online : https://www.academia.edu/37844378/MORFOLOGI_JAMUR_BENANG ). Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.