LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PENGAMATAN JAMUR
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Kelas :
A4-18
Yogi Septian Hamdani 1351810263
Fitri Ayu Nandasari 1351810296
Elliza Yuliani Karinda 1351810297
Maya Bella
Savira 1351810299
Mawadah Iga Salsabilla 1351810300
Nanda Nur Erlyani 1351810301
Sinta Miyah Firanda Sari 1351810302
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019
BAB I
Latar Belakang
1.1
Latar Belakang
Fungi
merupakan mikroba eukariotik yang mempunyai ciri-ciri spesifikasi antara lain:
mempunyai inti sel, membentuk spora, tidak berklorofil, heterospora, dan dapat
berkembang biak. Fungi memiliki bentuk bermacam-macam dan terdapat dimana-mana.
Jamur biasanya terdapat pada roti, buah-buahan dan sayuran, selain itu tumbuh
pada pakaian dan kulit.
Jamur
atau cendawan mempunyai berbagai macam penampilan tergantung spesiesnya.
Cendawan terdari dari kapang dan khamir, kapang bersiat filametis dan
multiseluler atau bersel ganda sedangkan khamir biasanya uniseluler atau bersel
tunggal. Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan mikroorganisme,
perlu dilakukan identifikasi. Untuk melakukan identifikasi harus mengetahui
ciri-ciri morfologi mikroorganisme tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat biakan jamur pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar)?
2. Bagaimana bentuk morfologi jamur pada
SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dan
biakan jamur Aspergillus Niger, Rhizopus Oryza, dan Penicillium sp yang diamati dengan
metode Mikroskopik
3. Bagaimana bentuk morfologi jamur pada
Tape singkong dan biakan jamur
Saccharomyces yang diamati dengan
metode Mikroskopik?
1.3
Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara membuat biakan jamur pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar).
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk biakan murni jamur Aspergillus Niger, Rhizopus Oryza,
Saccharomyces dan Penicillium sp secara mikroskopik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi
jamur dari sampel tape singkong.
1.4
Manfaat
1. Mahasiswa mampu membuat biakan murni pada SDA (Sabouraud Dextrose Agar).
2. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk dari jamur yang
tumbuh pada suatu sampel dan membuat biakan murni pada jamur.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Secara
umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme eukariotik yang mempunyai
inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa yang merupakan benang benang sel
tunggal panjang, sedangkan kumpulan hifa disebut dengan miselium. Miselium
merupakan massa benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling membelit
pada saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna miseliumnya
(Volk and Wheeler, 1993).
Bagian
penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk tabung menyerupai seuntai
benang panjang, ada yang tidak bersekat dan ada yang bersekat. Hifa dapat
tumbuh bercabang-cabang sehingga membentuk jaring-jaring, bentuk ini dinamakan
miselium. Pada satu koloni jamur ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang
menegak. Biasanya hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang
disebut spora, sedangkan hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap nutrien
dari substrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut
hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa
berlangsung terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak dapat
ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 µm. Jenis jamur
yang berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan ukuran diameter itu
dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan (Carlile and Watkinson, 1994)
Jamur
pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang dapat menyerap zat organik
dari lingkungan melalui hifa dan miselium untuk memperoleh makanannya, dan
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Semua zat seperti karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya diperoleh dari lingkungannya. Jamur
dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit (Deacon,
1997).
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Alat :
- Mikroskop
- Objek glass
- Cover glass
- Bunsen
- Kompor
listrik
- Jarum ose
- Pipet tetes
- Beaker
glass
- Batang
pengaduk
4.2 Bahan :
- Tempe
- Tape
- NaCl
- Aquades
4.3 Metode
pembuatan media SDA
- Timbang SDA
sebanyak 7,8g
- Siapkan
aquadest sebanyak 150ml
- Masukkan
SDA yang sudah ditimbang kedalam erlenmeyer dalam keadaan steril dan kerja
aseptic dekat dengan api bunsen
- Masukkan
aquadest kedalam erlenmeyer
- Panaskan
media dengan menggunakan kompor listrik sambil diaduk
- Jika media
sudah berubah warna menjadi bening keemasaan hentikan pemasaan lalu
sterilkan media di autoclave.
- Setelah
disterlikan, tuang media SDA pada cawaan petri.
4.4 metode
pembiakan jamur
- Siapkan
media SDA yng sudah di inkubasi selama ± 24 jam dan tidak terkontaminasi.
- Siapkan 1
set cawan petri (cawan petri berisi kawat, objek glass, cover glass, dan
aquadest yang banyaknya tidak melebihi objek glass) yang telah disterilkan
terlebih dulu sebanyak 4 set cawan petri
- Ambil media
SDA sedikit dan letakkan pada masing masing objek glass yang berada dalam cawan
petri 1 set (total 4 set cawan petri).
- Ambil
biakan jamur ( Aspergillus niger,
Rhizopus sp, Sacharomyces sp, dan Penicillium) dan letakkan pada media
SDA yang sudah berada dalam objek glass cawan petri (1 set cawan petri
berisi 1 biakan jamur)
- Beri label
pada cawan petri sesuai nama biakan yang ditanam.
- Inkubasi
selama ± 1 minggu agar jamur tumbuh dan dapat dilakukan pengamatan
terhadap bentuk masing-masing jamur.
4.3 Pengamatan Jamur
Tempe :
- Siapkan
alat dan bahan untuk pengamatan.
- Tetesi
objek glass dengan NaCl menggunakan pipet tetes.
- Ambil
sedikit sampel jamur tempe dengan menggunakan jarum ose, lalu letakkan
pada objek glass, beri nama pada objek glass sesuai jamur yang diamati.
- Tutup obyek
dengan cover glass. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat
menutup objek glass.
- Amati
dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai tinggi.
- Foto hasil
pengamatan.
4.4 Metode Jamur
Tape :
- Siapkan
alat dan bahan.
- Timbang
tape sebanyak 1 gram.
- Ukur
aquades sebanyak 50 mL.
- Masukkan
aquades dan tape kedalam beaker glas, aduk sampai tercampur rata.
- Pipet
campuran aquades dan tape kurang lebih 1-2 tetes, dan letakkan pada objek
glass.
- Tutup obyek
dengan cover glass. Perhatikan supaya tidak ada gelembung udara pada saat
menutup objek glass.
- Amati
dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai tinggi.
- Foto hasil
pengamatan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
Data
hasil praktikum mikrobiologi pengamatan jamur secara mikroskopis sebagai
berikut :
A.
Pengamatan
jamur pada media SDA
No.
|
Fungi
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Aspergillus
niger
|
|
੦2.
|
Rhizopus
sp.
|
|
3.
|
Sacharomyces
sp.
|
|
4.
|
Penicillium
|
Kelompok kami tidak
melakukan pengamatan jmaur Penicillium karena
jamur tidak tumbuuh sehingga tidak dapat melukan pengamatan.
|
B.
Pengamtan
jmaur pada tape singkong
Pada tape
terdapat jamur Sacharomyces
4.2
Pembahasan
Jamur
merupakan organisme eukarotik berdinding sel dari kitin, tidak berklorofil,
bersifat heterotof. Tubuh jamur tersusun dari komponen yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
semu menjadi tubuh jamur. Jamur dibiakkan pada media SDA yang dinkubasi selama
± 7 hari agar jamur tumbuh dengan baik dan dapat diamati bentuk nya. Pada
praktikum ini mengamati morfologi dari jamur Aspergilus niger, Rhizopus sp, Sacharomyces sp, dan Penicillium.
Pada
jamur Aspergilus niger mempunyai
ciri-ciri umum dari jamur ini, yaitu warna konodia berwarna hitam kelam atau
hitam kecoklatan dan berbentuk bulat, bersifat termofilik, tidak terganggu
pertumbuhannya karena adanya peningkatan suhu. hasil pengamatan pada jamur Aspergilus niger sesuai dengan
literature yaitu jamur berwarna hitam gelap yang tersebar tidak beraturan serta
konodia yang berbentuk bulat.
Pada
jamur Rhizopus sp menurut Synstsya
dkk (2009) menyatakan bahwa morfologi Rhizopus
sp mempunyai koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1 mm atau lebih.
Sporangiofor tunggal atau dalam kelompok dengan dinding halus atau sedikit
kasar dengan panjang lebih dari 1000mm dengan diameter 10-18 mm. pada hasil
pengamatan kami menunjukkan jamur Rhizopus
spberwana abu sedikit coklat sesuai dengan literature.
Pada
jamur Sacharomyces sp berbentuk bulat
telur dan berdekatan antara satu dengan yang lainnya. Hasil pengamatan yang
didapat dari jamur Sacharomyces sp
sesuai dengan teori yang berbentuk bulat dan saling berdekatan.
Pada
jamur Penicillium memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk
badan spora yang disebut konidium. Spora yang dihasilkan oleh konodium disebut
konodia, sedangkan tangkainya disebut dengan kondiofor. Tempat pembentukan dan
pematangan sopra disebut dengan sterigma. Jamur Penicillium termasuk dalam
genus fungi dari ordo Hypomycetes, filus Ascomycta. jamur Penicillium kami tidak melakukan pengamatan karena jamur tidak
tumbuh meskipun telah diinkubasi selama ± 7 hari.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan jamur adalah faktor substrat yang merupakan
sumber utama nutrient bagi jamur, kelembaban dari jamur merupakan
faktor yang penting bagi pertumbuhan
jamur, kelembaban yang diperlukan jamur berbeda-beda tergantung pada jenisnya, suhu
lingkungan juga berperan penting dalam pertumbuhan jamur, berdasarkan suhu
dapat dikelompokkan menjadi psikofil, mesofil, dan termofil, derajat
keasaman substrat (pH) sangat penting karena enzim-enzim tertentu hanya
akan mengurai substat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu dan senyawa
senyawa kimia lingkungannya yang tidak diperlukan lagi akan dikeluarkan
kelingkungan sebagai bentuk dari pengamanan terhadap organisme lain.
Pada
tape singkong ditemukan jamur Sacharomyces
cerevisiae, berbentuk bulat dengan berdempetam atau dekat satu sama lain.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa pengamatan jamur mendapkat
hasil yang sesuai dengan literature dan percobaan ini dianggap berhasil. Namun
pada biakan jamur Penicillium tidak tumbuh, hal ini dapat disebabkan
beberapa fakto antara lain kelembaban, suhu, factor substrat, pH, dan senyawa
senyawa kimia dilingkungannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
·
Saputra M. Lapres 1. (Online: https://www.academia.edu/7951268/Lapres_1
). Diakses pada tanggal 26 Oktober 2019.
·
Puspa A. 2016. Laporan Praktikum Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan. (Online: https://www.academia.edu/32914689/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLOGI_PANGAN_DAN_PENGOLAHAN
). Diakses pada tanggal 26 Oktober 2019.
·
Samuel S. 2018. Morfologi Jamur Benang. (Online : https://www.academia.edu/37844378/MORFOLOGI_JAMUR_BENANG
). Diakses pada tanggal 27 Oktober 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar